Ibnu Sina atau
yang dikenal dengan Avicenna adalah seorang ilmuwan, filsuf muslim,
dan dokter. Ia mempunyai nama lengkap Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin
Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina. Ia dikenal sebagai bapak pengobatan modern
karena kemahirannya sejak kecil dalam pengobatan. Ibnu Sina juga seorang
penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi
dan pengobatan. Ia dilahirkan di Persia (sekarang sudah menjadi bagian
Uzbekistan). Ibnu Sina yang berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah
akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Ibnu
Sina secara penuh memberikan perhatiannya kepada aktivitas keilmuan.
Kejeniusannya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu, dan meski masih berusia
muda, beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran.
Biografi Ibnu Sina dari
Google Biografi
Ibnu Sina adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar.
Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh
banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu
Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal
pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya yang paling terkenal adalah
The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai
Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Awal Kehidupan
Kehidupannyan dikenal lewat sumber – sumber berkuasa. Suatu autobiografi
membahas tiga puluh tahun pertama kehidupannya, dan sisanya didokumentasikan
oleh muridnya al-Juzajani, yang juga sekretarisnya dan temannya. Ibnu Sina
lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil
sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana
terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran
putranya dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn
Mansur, sekarang wilayah Afghanistan (dan juga Persia). Dia menginginkan
putranya dididik dengan baik di Bukhara.Meskipun secara tradisional dipengaruhi
oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina independen dengan memiliki
kepintaran dan ingatan luar biasa, yang mengizinkannya menyusul para gurunya
pada usia 14 tahun.
Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera
membuatnya menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia menampilkan suatu
pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya
/ Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga
seorang ahli puisi Persia. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika,
dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh
suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.
Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad
menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas
kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit.
Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab
Al-Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku
tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman.
Al-Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan
Islam. Kitab ini pernah menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas
Eropa.
Meskipun bermasalah besar pada masalah – masalah metafisika dan pada beberapa
tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga
mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada beberapa
penyelidikan yang membingungkan, dia akan meninggalkan buku – bukunya,
mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus sholat sampai hidayah
menyelesaikan kesulitan – kesulitannya. Pada larut malam dia akan melanjutkan
kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu
kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan
solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari
Aristoteles, sampai kata – katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya
tak dikenal, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat
oleh Farabi, yang dibelinya di suatu bookstall seharga tiga dirham. Yang sangat
mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan, yang dibuat dengan bantuan yang
dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk berterima kasih kepada Allah
SWT, dan memberikan sedekah atas orang miskin.
Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori
kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya
sendiri, menemukan metode – metode baru dari perawatan. Anak muda ini
memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan
bahwa “Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti
matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya
menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat
– obat yang sesuai.” Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan
dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.
Pekerjaan pertamanya menjadi fisikawan untuk emir, yang diobatinya dari suatu
penyakit yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal tersebut
dengan memberinya akses ke perpustakaan raja Samanids, pendukung pendidikan dan
ilmu. Ketika perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh –
musuh Ibnu Sina menuduh din oa yang membakarnya, dengan tujuan untuk
menyembunyikan sumber pengetahuannya. Sementara itu, Ibnu Sina membantu ayahnya
dalam pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk menulis beberapa karya
paling awalnya.
Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal.Samanid dynasty menuju
keruntuhannya pada Desember 1004. Ibnu Sina menolak pemberian Mahmud of Ghazni,
dan menuju kearah Barat ke Urgench di Uzbekistan modern, dimana vizier,
dianggap sebagai teman seperguruan, memberinya gaji kecil bulanan. Tetapi
gajinya kecil, sehingga Ibnu Sina mengembara dari satu tempat ke tempat lain
melalui distrik Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan, mencari suatu opening
untuk bakat – bakatnya. Shams al-Ma’äli Qäbtis, sang dermawan pengatur Dailam,
seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibn Sina mengharapkan menemukan tempat
berlindung, dimana sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang
memberontak. Ibnu Sina sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat
parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat Laut Kaspi, Ibnu Sina bertamu dengan seorang
teman, yang membeli sebuah ruman didekat rumahnya sendiri idmana Ibnu Sina
belajar logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina ditulis
untuk orang ini ; dan permulaan dari buku Canon of Medicine juga dikerjakan
sewaktu dia tinggal di Hyrcania.
Dalam dunia Islam kitab - kitab Ibnu Sina terkenal, bukan saja karena kepadatan
ilmunya, akan tetapi karena bahasanya yang baik dan caranya menulis sangat
terang. Selain menulis dalam bahasa Arab, Ibnu Sina juga menulis dalam bahasa
Persia. Buku - bukunya dalam bahasa Persia, telah diterbitkan di Teheran dalam
tahun 1954. Karya - karya Ibnu Sina yang ternama dalam lapangan Filsafat adalah
As-Shifa, An-Najat dan Al Isyarat. An-Najat adalah resum dari kitab As-Shifa.
Al-Isyarat, dikarangkannya kemudian, untuk ilmu tasawuf. Selain dari pada itu,
ia banyak menulis karangan - karangan pendek yang dinamakan Maqallah.
Kebanyakan maqallah ini ditulis ketika ia memperoleh inspirasi dalam sesuatu
bentuk baru dan segera dikarangnya.
Sekalipun ia hidup
dalam waktu penuh kegoncangan dan sering sibuk dengan soal negara, ia menulis
sekitar dua ratus lima puluh karya. Diantaranya karya yang paling masyhur
adalah “Qanun” yang merupakan ikhtisar pengobatan Islam dan diajarkan hingga
kini di Timur. Buku ini dterjemahkan ke baasa Latin dan diajarkan berabad
lamanya di Universita Barat. Karya keduanya adalah ensiklopedinya yang
monumental “Kitab As-Syifa”. Karya ini merupakan titik puncak filsafat
paripatetik dalam Islam.
Diantara karangan - karangan Ibnu Sina adalah :
As- Syifa’ ( The Book of Recovery or The Book of Remedy = Buku tentang
Penemuan, atau Buku tentang Penyembuhan).
Buku ini dikenal didalam bahasa Latin dengan nama Sanatio, atau
Sufficienta. Seluruh buku ini terdiri atas 18 jilid, naskah selengkapnya
sekarang ini tersimpan di Oxford University London. Mulai ditulis pada usia 22
tahun (1022 M) dan berakhir pada tahun wafatnya (1037 M). Isinya terbagi atas 4
bagian, yaitu :
(1)Logika (termasuk didalamnya terorika dan syair) meliputi dasar
karangan Aristoteles tentang logika dengan dimasukkan segala materi dari
penulis - penulis Yunani kemudiannya.
(2)Fisika (termasuk psichologi, pertanian, dan hewan). Bagian - bagian
Fisika meliputi kosmologi, meteorologi, udara, waktu, kekosongan dan gambaran).
(3)Matematika. Bagian matematika mengandung pandangan yang berpusat dari
elemen - elemen Euclid, garis besar dari Almagest-nya Ptolemy, dan ikhtisar -
ikhtisar tentang aritmetika dan ilmu musik.
(4)Metafisika. Bagian falsafah, poko pikiran Ibnu sina menggabungkan
pendapat Aristoteles dengan elemen - elemennya Neo Platonic dan menyusun dasar
percobaan untuk menyesuaikan ide-ide Yunani dengan kepercayaan -
kepercayaan.Dalam zaman pertengahan Eropa, buku ini menjadi standar pelajaran
filsafat di pelbagai sekolah tinggi.
Nafat, buku ini adalah ringkasan dari buku As-Syifa’.
Qanun, buku ini adalah buku lmu kedokteran, dijadikan buku pokok pada
Universitas Montpellier (Perancis) dan Universitas Lourain (Belgia).
Sadidiyya. Buku ilmu kedokteran.
Al-Musiqa. Buku tentang
musik.
Al-Mantiq, diuntukkan
buat Abul Hasan Sahli.
Qamus el Arabi, terdiri
atas lima jilid.Danesh Namesh. Buku filsafat.
Danesh Nameh. Buku
filsafat.
Uyun-ul Hikmah. Buku
filsafat terdiri atas 10 jilid.
Mujiz, kabir wa
Shaghir. Sebuah buku yang menerangkan tentang dasar - dasar ilmu logika secara
lengkap.
Hikmah el Masyriqiyyin.
Falsafah Timur (Britanica Encyclopedia vol II, hal. 915 menyebutkan kemungkinan
besar buku ini telah hilang).
Al-Inshaf. Buku tentang
Keadilan Sejati.
Al-Hudud. Berisikan
istilah - istilah dan pengertian - pengertian yang dipakai didalam ilmu
filsafat.
Al-Isyarat wat
Tanbiehat. Buku ini lebih banyak membicarakan dalil - dalil dan peringatan -
peringatan yang mengenai prinsip Ketuhanan dan Keagamaan.
An-Najah, (buku tentang
kebahagiaan Jiwa)
dan sebagainya
Dari autobiografi dan karangan - kaangannya
dapat diketahui data tentang sifat - sifat kepribadianhya, misalnya :
1) Mengagumi dirinya sendiri
Kekagumannya akan dirinya ini diceritakan oleh
temannya sendiri yakni Abu Ubaid al-Jurjani. Antara lain dari ucapan Ibnu Sina
sendiri, ketika aku berumur 10 tahun aku telah hafal Al-Qur’an dan sebagian
besar kesusateraan hinga aku dikagumi.
2) Mandiri dalam pemikiran
Sifat ini punya hubungan erat sudah nampak pada
Ibnu Sina sejak masa kecil. Terbukti dengan ucapannya “Bapakku dipandang
penganut madzhab Syi’ah Ismailiah. Demikian juga saudaraku. Aku dengar mereka
menyebutnya tentang jiwa dan akal, mereka mendiskusikan tentang jiwa dan akal menurut
pandangan mereka. Aku mendengarkan, memahami diskusi ini, tetapi jiwaku tak
dapat menerima pandangan mereka”.
3) Menghayati agama, tetapi belum ke tingkat
zuhud dan wara’.
Kata Ibnu Sina, setiap argumentasi kuperhatikan
muqaddimah qiyasiyahnya setepat - tepatnya, juga kuperhatikan kemungkinan
kesimpulannya. Kupelihara syarat - syarat muqaddimahnya, sampai aku yakin
kebenaran masalah itu. Bilamana aku bingung tidak berhasil kepada kesimpulan
pada analogi itu, akupun pergi sembahyang menghadap maha Pencipta, sampai
dibukakan-Nya kesulitan dan dimudahkan-Nya kesukaran.
Rajin mencari ilmu, keterangan beliau “saya
tenggelam dalam studi ilmu dan membaca selama satu setengah tahun. Aku tekun
studi bidang logika dan filsafat, saya tidak tidur satu malam suntuk selama
itu. Sedang siang hari saya tidak sibuk dengan hal - hal lainnya”
Pendendam. Dia meredam dendam itu dalam dirinya
terhadap orang yang menyinggung perasaannya. Dia hormat bila dihormati.
4) Cepat melahirkan karangan
Ibnu Sina dengan cepat memusatkan pikirannya dan
mendapatkan garis - garis besar dari isi pikirannya serta dia dengan mudah
melahirkannya kepada orang lain. Menuangkan isi pikiran dengan memilih kalimat/
kata-kata yang tepat, amat mudah bagi dia. Semua itu berkat pembiasaan,
kesungguhan dan latihan dan kedisiplinan yang dilakukannya.
Dalam filsafat, kehidupan Abu Ali Ibnu Sina
mengalami dua periode yang penting. Periode pertama adalah periode ketika
beliau mengikuti faham filsafat paripatetik. Pada periode ini, Ibnu Sina
dikenal sebagai penerjemah pemikiran Aristoteles. Periode kedua adalah periode
ketika Ibnu Sina menarik diri dari faham paripatetik dan seperti yang
dikatakannya sendiri cenderung kepada pemikiran iluminasi.
Berkat telaah dan studi filsafat yang dilakukan
para filosof sebelumnya semisal Al-Kindi dan Farabi, Ibnu Sina berhasil
menyusun sistem filsafat islam yang terkoordinasi dengan rapi. Pekerjaan besar
yang dilakukan Ibnu Sina adalah menjawab berbagai persoalan filsafat yang tak
terjawab sebelumnya.
Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti
karya pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran tidak hanya tertuju pada
dunia Islam tetapi juga merambah Eropa. Albertos Magnus, ilmuan asal Jerman
dari aliran Dominique yang hidup antara tahun 1200-1280 Masehi adalah orang
Eropa pertama yang menulis penjelasan lengkap tentang filsafat Aristoteles. Ia
dikenal sebagai perintis utama pemikiran Aristoteles Kristen. Dia lah yang
mengawinkan dunia Kristen dengan pemikiran Aristoteles. Dia mengenal pandangan
dan pemikiran filosof besar Yunani itu dari buku-buku Ibnu Sina. Filsafat
metafisika Ibnu Sina adalah ringkasan dari tema-tema filosofis yang
kebenarannya diakui dua abad setelahnya oleh para pemikir Barat.
Kehidupan Ibnu Sina penuh dengan aktifitas
-aktifitas kerja keras. Waktunya dihabiskan untuk urusan negara dan menulis,
sehingga ia mempunyai sakit maag yang tidak dapat terobati. Di usia 58 tahun
(428 H / 1037 M) Ibnu Sina meninggal dan dikuburkan di Hamazan. Beliau pergi
setelah menyumbangkan banyak hal kepada khazanah keilmuan umat manusia dan
namanya akan selalu dikenang sepanjang sejarah. Ibnu Sina adalah contoh dari
peradaban besar Iran di zamannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar